Seni rupa adalah suatu karya yang diciptakan berdasarkan karsa dan rasa
manusia yang memiliki bentuk atau rupa. Dalam seni rupa terdalam bebetapa teori
yang mengkaji mengenai seni rupa. Salah satu dari teori itu adalah teori Seni Rupa
Barat.
Dalam teori seni rupa barat, berdasarkan perbedaan pelaku atau kelas
sosial pelakunaya, seni dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu seni murni dan
seni terapan. Dalam teori tersebut seni murni adalah seni yang dihasilkan oleh
para pekota atau orang kota yang memiliki pendidikan lebih. Sedangkan seni
terapan adalah seni yang dihasilkan oleh para pedesa atau orang desa yang yang
notabene tidak memiliki pendidikan yang tinggi.
Dalam berkarya seni, biasanya orang kota sering menyebut dirinya seniman/artist,
sedangkan menyebut orang desa sebagai artisan, perajin, tukang, dan lain
sebagainya. Namun pada kenyataannya, istilah seniman berlaku untuk siapa saja,
baik yang orang kota maupun orang desa. Namun banyak orang kota yang merasa
gengsi bila disamakan dengan orang kota. Padahal tidak sedikit orang kota yang
bekarya membuat kerajinan tangan, namun ia tidak mau menganggap dirinya perajin
karena kedengarannya seperti orang desa. Dari hal tersebut, maka muncullah kata
desainer atau pendesain yang sebenarnya memiliki makna yang sama dengan
perajin.
Menurut teori seni rupa barat ini, seni murni dikatakan hanya ditujukan
untuk keperluan estetis saja tidak mementingkan kepentingan ekomomis. Sedangkan
seni terapan dikatakan ditujukan untuk keperluan alat-alat fungsional dan juga
mementingkan kepentingan ekonomis. Berikut adalah contoh penggolongan seni
murni dan seni terapan.
Seni Murni
|
Seni Terapan
|
-
Seni
Lukis
-
Seni
Patung
-
Seni
Arsitektur
-
Seni
Pahat
-
Seni
Grafiti
-
Seni
Dekorasi
-
Seni
Grafis
-
Seni
Fotografi
-
Seni Ukir
|
-
Seni
Tenun
-
Seni
Bangun
-
Seni
Kriya (bahan: logam, kayu, kaca, feber, plastik, batuan, keramik, tanah liat,
batik, dan tekstil)
-
Seni
Batik
-
Seni
Reklame
-
Seni
Pahat
-
Seni
Grafis
-
Seni
Fotografi
-
Seni
Ukir
|
Dalam teori ada pemisah atau perbedaan antara seni murni dan seni
terapan. Namun pada kenyataannya sekarang, sulit untuk membedakan mana yang
seni murni dan mana yang seni terapan, karena dari pengklasifikasian di atas
ada seni murni yang dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomis dan dijual demi
mendapat keuntungan yang sebesar-besarnya. Seperti di Bali sekarang ini.
Orang-orang banyak yang melukis, mematung, memahat, dan lain sebagainya untuk
dijual kepada wisatawan-wisatawan yang datang ke Bali.
Memang sering terjadi ketidaksesuaian antara teori dan kenyataan yang
terjadi di lapangan. Adanya teori adalah untuk mengenalkan kita terhadap apa
yang dulu pernah ada dan kemungkinan apa yang dulu pernah diinginkan oleh
orang-orang yang berteori tersebut. Namun di kenyataannya sekarang kita sangat
sulit untuk mengelompokkan seni berdasarkan teori di atas. Sehingga muncullah
pertanyaan masih berlakukah teori tersebut??? Jawabannya adalah bergantung
bagaimana kita menyikapi seni tersebut dan disesuaikan dengan tuntutan zaman
yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar