Pernahkah anda melakukan mengesahan ijasah di sekolah? Atau pernahkan
anda melakukan legalitas surat-surat penting di kantor atau tempat anda
bekerja? Alat apa yang digunakan? Ya, alat yang digunakan adalah cap. Setiap
sekolah, organisanisasi, perusahaan, atau bahkan kios-kios kecil pasti memiliki
cap sebagai alat pengenal mereka. Cap digunakan sebagai alat legalitas yang
menyatakan bahwa suatu surat atau barang tersebut merupakan miliknya atau
memang dikeluarkan dari instansi tersebut.
Mengapa saya membahas cap dalam tulisan ini? Pernahkah anda
memperhatikan bahwa dengan menggunakan cap dan dibantu dengan penggunaan tinta,
barang tersebut dapat membentuk suatu pola sesuai dengan yang terukir? Alat
tersebut merupakan alat yang dapat digunakan dalam teknik melukis. Kita
perhatikan bahwa hasil cap yang dihasilkan berasal dari ukiran atau bentuk
huruf dan bentuk lainnya dari alat tersebut. Bentuk yang terukir di cap akan
terlukis pula di kertas jika kita gunakan. Teknik melukis jenis ini disebut
dengan teknik cetak tinggi.
Teknik cetak tinggi merupakan teknik melukis dengan menggunakan bentuk
atau pola yang terukis pada sebuah benda yang mana dengan benda tersebut
dicelupkan pada tinta akan membentuk pola yang sama dengan yang terukir pada
benda. alat yang dapat digunakan dalam penggunaan teknik ini adalah alat yang
mempunyai tekstur keras namun mudah untuk dibentuk/diukir. Alat yang sering
digunakan untuk membuat cap adalah kayu dan karet. Namun, untuk pembelajaran melukis
di sekolah atau di instansi sejenis dapat menggunakan bahan-bahan seperti
ketela rambat, kentang, dan wortel. Jika ingin menggunakan bahan yang tidak
perlu membentuk kita dapat menggunakan bahan dari pelepah pisang ataupun talas,
karena bahan tersebut sudah berpori alami dan berbentuk tertentu.
Teknik cetak tinggi ada dua macam, yaitu positif dan negatif. Yang
disebut cetak tinggi positif yaitu bentuk pola yang diinginkan untuk dicetak
menonjol pada cap (alat cetak). Misalnya, jika kita ingin membuat bentuk
bintang yang mana bintang tersebut yang diinginkan untuk berwarna sedangkan
backgroundnya tidak berwarna, maka teknik yang cocok digunakan adalah teknik
cetak tinggi positif. Teknik yang kedua adalah teknik cetak tinggi negatif.
Yang dimaksud demikian adalah bentuk pola yang diinginkan untuk dicetak
menjorok ke dalam pada alat yang digunakan, sehingga pada saat di cetak, pola
tidak akan berwarna atau tidak akan terkena tinta. Misalnya saja seperti contoh
sebelumnya, jika kita ingin membuat bentuk bintang yang mana bintang tersebut
yang diinginkan untuk tidak berwarna sedangkan backgroundnya berwarna, maka
teknik yang cocok digunakan adalah teknik cetak tinggi positif.
Penggunaan teknik cetak tinggi memiliki beberapa kendala, antara lain
dalam mengukir bahan harus hati-hati. Apalagi jika pola yang dibuat rumit, maka
pola akan hancur jika tidak dibuat dengan hati-hati. Kedua, dalam pemilihan
tinta yang bagus perlu diperhatikan, karena jika tinta yang digunakan tidak
bagus maka pola yang dihasilkan juga tidak akan bagus dan merata. Ketiga, jika
ingin membuat tulisan atau kata-kata, maka pola yang dibuat pada bahan harus
terbalik dari aslinya (seperti pencerminan).
Teknik cetak tinggi ini sangat bermanfaat dalam kehidupan kita. Oleh
karena itu sangat bermanfaat bila kita mempelajari bagaimana teknik pembuatan
cetak tinggi ini agar dapat berguna suatu hari nanti. Berikut merupakan contoh
hasil dari penggunaan cetak tinggi.
selamat mencoba ya teman-teman. :)
By:
Ni Putu Suryanita SP.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar